Sabtu, 24 Agustus 2013

Tips Sukses Budidaya Peternakan Ayam Kampung Super

AYAM KAMPUNG SUPER

Beternak ayam kampung sudah lama dilakukan oleh masyarakat kita, sehingga cara dan teknik beternak sebenarnya tidak perlu kami angkat ke permukaan. Akan tetapi seiring dengan berkembangnya zaman dan permintaan akan produk ini (daging dan telur) yang tidak sebanding dengan tingkat produksi maka kiranya perlu masalah ini kami angkat kembali terutama untuk yang ingin memulai usaha beternak ayam kampung. Untuk mengatasi permasalahan tersebut tidak ada pilihan lain kecuali dengan mengubah cara beternak kita. Masyarakat kita selama ini menggunakan model pemeliharaan beternak ayam kampung secara ekstensif (diumbar) dan memang sudah semestinya kita mulai berganti minimal dengan model pemeliharaan semiintensif atau lebih-lebih bisa meningkat menjadi intensif.Secara umum lokasi untuk beternak ayam kampung dapat diusahakan di mana saja, akan tetapi kalau kita bisa memilih lokasi yang nyaman bagi ternak dan nyaman pula untuk masyarakat tentu itu sesuatu yang arif dan bijaksana. Lokasi untuk beternak ayam kampung sebisa mungkin terpisah dari permukiman penduduk minimal 10 meter. Yang perlu kita pertimbangkan adalah limbah bau amoniak yang ditimbulkan jangan sampai mengganggu warga sekitar. Lokasi juga kalau bisa dekat dengan sumber air, sarana produksi ternak (sapronak), pasar , transportasi mudah, dan aman.

Tips Sukses Budidaya Peternakan Ayam Kampung Super

langkah-langkah memulai usaha yang perlu di perhatikan :
- menentukan lokasi usaha
- waktu memulai usaha
- manajemen usaha
- pemasaran

Menentukan lokasi usaha

Menentukan lokasi usaha biasanya ada dua masalah dalam penentuan lokasi usaha ini yaitu calon peternak yang sudah mempunyai persiapan lahan dan calon peternak yang belum mempunyai lahan. Factor penentuan lokasi usaha seringkali diabaikan oleh calon peternak sehingga seringkali juga kita mendengar ada usaha peternakan yang berhenti ditengah jalan lantaran mendapat protes dari masyarakat sekitar dan tentu ini sangat merugikan. Secara umum lokasi untuk beternak ayam kampung dapat diusahakan di mana saja, akan tetapi kalau kita bisa memilih lokasi yang nyaman bagi ternak dan nyaman pula untuk masyarakat tentu itu sesuatu yang arif dan bijaksana. Lokasi untuk beternak ayam kampung sebisa mungkin terpisah dari permukiman penduduk minimal 10 meter. Yang perlu kita pertimbangkan adalah limbah bau amoniak yang ditimbulkan jangan sampai mengganggu warga sekitar. Lokasi juga kalau bisa dekat dengan sumber air, sarana produksi ternak (sapronak), pasar , transportasi mudah, dan aman.

Waktu memulai usaha

kapan kita akan memulai usaha? Usaha beternak ayam kampung dapat dimulai kapan saja asal semua factor pendukung usaha siap dan tersedia minimal bibit, pakan dan kandang. Tersedianya bibit, pakan, dan kandang saja belum cukup kalau tidak dibarengi dengan informasi pasar yang jelas. Waktu yang sedikit tepat untuk memulai usaha beternak ayam kampung adalah 2-3 bulan sebelum hari raya Iedul Fitri (lebaran), imlek dan tahun baru masehi. Mengapa? Karena pada waktu itu permintaan daging ayam kampung rata-rata meningkat sehingga kita tidak khawatir produksi kita tidak laku terjual.

Manajemen usaha

Bibit ayam kampung (DOC) dapat diperoleh dengan beberapa cara antara lain dengan menetaskan sendiri atau langsung membeli DOC dari produsen terpercaya. Kalau anda menetaskan sendiri itu lebih baik dan lebih menguntungkan pula. Akan tetapi untuk menetaskan telur sendiri perlu sedikit keahlian dan biaya untuk membeli mesin penetas telur. Untuk praktisnya membeli DOC langsung mungkin jalan terbaik, dan seiring dengan bertamb ahnya waktu bisa mencoba menetaskan sendiri.
Pakan untuk ayam kampung sebenarnya cukup sederhana saja, akan tetapi kalau kita mempertimbangkan waktu dan keuntungan kiranya perlu membuat terobosan atau mencari sumber pakan berkualitas dengan harga murah. Jangan tertipu pakan jadi dengan harga murah, tapi kalau murah berkualitas tidaklah masalah.


Bagi kebanyakan peternak ayam, kandang ayam kampung masih cukup asing. Hal ini karena selama ini kebanyakan peternak masih memelihara ayam kampung dengan cara diumbar tanpa kandang dan dibiarkan tidur di mana pun, yang penting ayam tersebut masih kelihatan pulang ke rumah. Padahal dengan menggunakan kandang yang baik maka akan ada banyak manfaat yang diperoleh oleh peternak ayam kampung.
Sama seperti rumah bagi manusia, kandang bagi ayam kampung juga sangat berguna sebagai tempat berteduh. Kandang tersebut juga mampu menghindarkan ayam dari berbagai bahaya dari lingkungan sekitar termasuk dari ancaman binatang buas seperti rubah. Selain itu kandang yang bersih, nyaman, aman dan memiliki udara yang segar mampu menghindarkan ayam dari stress dan berbagai penyakit sehingga ayam kampung mampu menghasilkan telur maupun daging yang lebih baik.
Dalam membuat kandang ayam kampung, ada beberapa hal yang harus kita perhatikan, diantaranya:

  • Kandang harus terpisah dari pemukiman dengan jarak minimal 10 m
  • Usahakan lantai kandang lebih tinggi dari permukaan tanah di sekitarnya agar kandang tersebut selalu bersih dan kering
  • Kandang tidak boleh bocor dan lembab
  • Usahakan agar sinar matahari bisa masuk ke dalam kandang, karena itu sebaiknya kandang dibuat dalam posisi membujur dari barat ke timur
  • Bahan untuk membuat kandang mudah dicari dan harganya cukup murah agar ketika kandang rusak anda tidak merasa kesulitan mencari bahan untuk memperbaikinya
  • Sirkulasi udara harus lancar sehingga mampu mengusir bau menyengat amoniak dari kotoran ayam dan memberikan udara segar untuk ayam kampungnya
  • Kandang mengacu pada standar kepadatan yang sesuai
Dilakukan penyucihamaan atau pembersihan kandang maupun peralatan yang dipakai secara periodik

Pencegahan dan penanganan penyakit adalah hal yang tak kalah pentingnya dalam usaha peternakan ayam kampong. Lebih baik mencegah daripada mengobati adalah prinsip yang harus dipegang oleh peternak untuk masalah ini. Mengapa? Usaha pencegahan jauh lebih murah biayanya daripada biaya yang kita keluarkan untuk mengobati. Usaha pencegahan penyakit ini bisa dilakukan antara lain dengan menerapkan program sanitasi yang ketat, biosecurity, dan program vaksinasi. Sedangkan untuk usaha penanganan penyakit adalah dengan melakukan penanganan atau tindakan yang benar dalam mengobati penyakit.

Pemasaran

Pasar tradisional, warung penyedia menu spesial ayam kampung, pengepul, pembeli ayam kampung keliling (obrok) tidak pernah berhenti untuk membeli produk ini. Kalau terdapat banyak peternak di suatu tempat atau wilayah maka sebaiknya membentuk suatu komunitas (asosiasi atau paguyuban) semisal koperasi peternak ayam kampung atau semisalnya. Insyaallah banyak manfaat kalau kita bergabung dengan koperasi atau paguyuban di antara salah satunya adalah untuk mengatasi masalah pemasaran produk.

ANALISIS USAHA TERNAK AYAM KAMPUNG SUPER
Berikut ini adalah analisis usaha ternak ayam kampung super per 500 ekor
A. Modal Tetap
Pembuatan kandang 40 m2 Rp. 5.000.000,00
Kandang DOC + nampan makan Rp. 300.000,00
Tempat Minum 15 x Rp. 20.000,00 Rp. 300.000,00
Tempat Makan 20 x Rp. 20.000,00 Rp. 400.000,00
Biaya tak terduga Rp. 300.000,00
Jumlah Rp. 6.300.000,00
B. Modal Kerja
DOC 500 ekor x Rp. 6000,00 Rp. 3.000.000,00
Pakan 20 sak x Rp 300.000,00 Rp. 6000.000,00
Vitamin + Vaksin Rp. 200.000,00
Sekam padi 8 sak x Rp. 20.000,00 Rp. 160.000,00
Listrik per 2 bulan Rp. 100.000,00
Jumlah Rp. 9.460.000,00
C. Jumlah Modal Yang Dibutuhkan
Modal Tetap Rp. 6.300.000,00
Modal Kerja Rp. 9.460.000,00
Jumlah Rp. 15.760.000,00
D. Biaya Penyusutan
Biaya penyusutan kandang dan sarana diambil 6% dari modal tetap yaitu 6% xRp. 6.300.000,00 = Rp. 378.000,00
E. Hasil Produksi 2 bulan
-Dari 500 ekor ayam mengalami kematian 2% (10 ekor) maka tersisa 490 ekor dengan berat rata-rata 1 kg sehingga hasil panen adalah 490 ekor x 1 kg = 490 kg
-Harga rata-rata ayam kampung adalah Rp. 25.000 / kg
-Hasil produksi = 490 kg x Rp. 25.000,00 = Rp. 12.250.000,00
F. Biaya Produksi 2 Bulan
Biaya Penyusutan Rp. 378.000,00
Modal Kerja Rp. 9.460.000,00
Jumlah Rp. 9.838.000,00
G. Keuntungan per 2 bulanKeuntungan = Hasil produksi – Biaya produksi = Rp. 12.250.000,00 รข€“ Rp. 9.838.000,00 = Rp. 2.412.000,00
H. Bagi Hasil
- Investor (pemodal) 50% x Rp. 2.412.000,00 = Rp. 1.206.000,00
- Peternak (pengelola) 50% x Rp. 2.412.000,00 = Rp. 1.206.000,00
Jadi investor (pemodal) mendapatkan bagi hasil Rp. 1.206.000,00 per periode panen (2 bulan). Dengan asumsi satu tahun bisa 6 kali panen maka bagi hasil yang diperoleh adalah 6 x Rp. 1.206.000,00 = Rp. 7.236.000,00 per tahun.